
Barak1News|Aceh Singkil
Tercatat sebanyak 39 anak di Desa Telaga Bakti Aceh Singkil mengalami gangguan pertumbuhan atau yang lazim disebut stunting. Dan perlu diketahui, penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Untuk mengendalikan angka stunting agar tidak terus bertambah, Pemerintah Desa Telaga Bakti Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil bersama Puskesmas Singkil Utara menyelenggarakan diskusi bertajuk “MELALUI KONVERGENSI PENCEGAHAN STANTING KITA WUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG UNGGUL MENUJU INDONESIA MAJU” bertempat di aula Kantor Desa Telaga Bakti, Selasa (23/1/2024).
Pada rembuk stunting yang dihadiri kaum ibu ini, turut pula hadir narasumber dan undangan diantaranya, Kapolsek Singkil Utara Aigia Sini Suka Ginting, Humas PT PLB diwakili Catur wibowo, Manajemen PT Delima Makmur Wahyu, Dokter PT PLB diwakili Listi.
Selanjutnya, Kapuskesmas Singkil Utara diwakili Andianti Eka Putri, Keuchik Desa Telaga Bakti Liliana, Personel Polsek Singkil Utara Bripka Hidayat, Pendamping Desa M.Saprizal dan Zulkifli Sijabat, Tenaga ahli Fitriadi, Bhabinsa Desa Telaga Bhakti Sugianto, Kader PKK-Posyandu serta PLKB Singkil Utara Rahimah.
Keuchik Telaga Bakti dalam sambutannya mengatakan, kehadiran para narsum di rembuk stunting ini untuk menjelaskan kepada peserta cara mengatasi dan mengenali ciri-ciri stunting pada anak.
“Pada hari Ini kita berhadir disini guna membahas dan merembukkan stunting khususnya Desa Telaga Bakti ini, nantinya materi akan disampaikan oleh Kapuskesmas yang lebih memahami tentang stunting,” ujarnya.
Memulai diskusi, dihadapan para peserta, Kapuskesmas Singkil Utara yang merupakan salah satu narsum menyampaikan, bahwa stunting merupakan kasus dimana pertumbuhan anak yang terhambat atau tidak tumbuh seperti biasanya.
Untuk mencegah terjadinya stunting dapat dilakukan dengan pengawasan disaat ibu melahirkan.
Selain itu, untuk mengetahui perkembangan serta pertumbuhan pada bayi, para ibu juga diminta rutin membawa bayi ke posyandu minimal sebulan satu kali.
“Gejala stunting ini dapat terlihat atau kita awasi mulai dari saat ibu melahirkan, bagaimana pemberian gizi yang cukup untuk si ibu dan bayi, selanjutnya dengan rutin membawa anak ke posyandu, ibu dapat mengetahui tumbuh kembang bayi melalui pengecekan yang dilakukan para kader posyandu,” jelasnya.
Meski bukan penyakit menakutkan, namun para ibu diminta untuk tetap menjaga asupan pada bayi dengan cara memenuhi gizi yang cukup seperti Protein Hewani guna mencegah stunting.
“Sampai saat ini angka stunting di Desa Telaga Bakti sebanyak 39 Orang.Tentunya kita ingin kasus stunting di desa kita 0%, untuk itu kita harus mencegah nya sejak dini,” imbuhnya.
Beberapa usulan juga dikemukakan pada rembuk stunting kali ini diantaranya, pemberian makanan tambahan kepada siswa, sosialisasi kepada orang tua untuk mau mengikuti Program Stunting.
Ada pula, usulan untuk meningkatkan kualitas makanan tambahan bagi balita di posyandu, Peningkatan Kapasitas Rumah Gampong serta Program Poyandu Remaja.
Sementara, Kapolsek Singkil Utara yang hadir pada rembuk stunting mengatakan, sangat mendukung Program Penurunan angka stunting di Kecamatan Singkil Utara.
“Untuk Ibu Kapus dan seluruh kader apabila adanya kendala terkhusus tentang Kamtibmas dalam penanganan Stunting ini, mohon untuk berkoordinasi dengan kami, baik saya maupun anggota. Tentunya harapan kita agar Harkamtibmas di Kecamatan Singkil Utara dapat terus terjaga. (MP)