
Ruslan Tambak
(Direktur Eksekutif Labuhanbatu Selatan Institute (LSI))
Barak1 News.com|Labusel
Hampir 15 tahun usia Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), belum ada putra/putri daerah ini yang menjadi anggota DPR RI. Padahal, tidak sedikit anak Labusel yang potensial menjadi politikus Senayan.
Dua kali pemilihan umum yang diikuti Labusel (pasca pemekaran) yakni tahun 2014 dan 2019, Labusel belum berhasil mengantarkan putra terbaiknya menjadi anggota DPR RI.
Dua kali pemilu tersebut, Labusel hanya jadi “market” alias pasar suara bagi calon legislator dari daerah lain. Bukan karena tidak ada putra Labusel yang mencalon, tapi mereka mungkin kurang siap bersaing atau belum ada rezeki.
Sebenarnya, kita bukan iri atau alergi kepada 10 anggota DPR RI dari Sumut II (termasuk Labusel) yang ada saat ini. Kita pun ikut senang. Karena mereka juga tetap berbuat dan memperhatikan keberadaan (pembangunan) Labusel.
Tapi kalau bicara prioritas, tentu mereka akan mengutamakan daerah basis suara terbanyak, atau asal (kampung halaman) mereka. Secara politik, itu tidak salah. Dan itu manusiawi.
Adapun Labusel sebagai daerah tambahan suara bagi mereka, mungkin menjadi prioritas nomor ketiga atau bahkan belasan.
Jadi, akan menjadi kebanggaan tersendiri kalau ada putra Labusel asli yang menjadi perwakilan di DPR RI. Selain nama “putra Labusel di Senayan”, jaga diharapkan dia menjadikan bumi “Santun Berkata Bijak Berkarya” menjadi prioritas utama.
Selain dari hati memang akan memprioritaskan Labusel, dia akan lebih mudah mencari informasi yang menguntungkan untuk daerah, serta melakukan “penggiringan” program dan anggaran dari pusat.
Pembangunan yang bersumber dari APBN diharapkan banyak dinikmati oleh Labusel. Tanpa bantuan pusat termasuk provinsi, pembangunan Labusel tidak akan melaju kencang, mengingat keuangan daerah ini tidak terlalu tinggi.
Seperti anggaran tahun depan, DPRD Labusel belum lama ini mengetok R-APBD tahun 2023, yakni Rp 781 miliar, memang belum termasuk DAK.
Kalau bensin pembangunan Labusel hanya diharapkan bersumber dari APBD tersebut, tentu tidak akan afektif. Untuk itu, harus ada yang memberi arah sekaligus mengawal agar program-program pusat (kementerian/badan) juga banyak dinikmati Labusel.
Dengan demikian, tidak salah kalau kita bercita-cita sekaligus berjuang, pada Pemilu 2024 nanti, Labusel bisa mengantarkan putra terbaiknya ke Senayan: menjadi anggota DPR RI.
Melihat dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Labusel tahun 2020 lalu, yakni 188 ribu lebih, dan kemungkinan akan bertambah menyentuh angka 200 ribu pada tahun 2024, putra Labusel berpotensi kuat melaju ke Senayan. Walaupun kalkulasinya tidak seperti matematika.
Untuk gambaran, ada satu daerah yang jumlah penduduk termasuk DPT-nya lebih kecil dari Labusel, tapi mereka bisa mengantar putra terbaik sekaligus dua ke DPR RI.
Saat ini, dari informasi dan kabar yang beredar, kita boleh berbangga, karena bakal banyak putra Labusel yang akan nyaleg di 2024. Diharapkan, mereka harus jago kandang dan tandang.
Meski belum final (menunggu DCS dan DCT pertengahan 2023), tidak ada salahnya kita buka bocoran nama-nama mereka termasuk latar belakang.
Akan kita uraian sesuai huruf abjaf:
- Ari Wibowo
Ari adalah Anggota DPRD Sumut dua periode. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumut.
- Arwi Winata
Arwi adalah anggota DPRD Labusel dua periode, pernah menjabat pimpinan. Dia berlatar belakang pengusaha.
- Hasan Basri Sagala
Putra Labusel satu ini melanglang buana di dunia pergerakan nasional. Saat ini dia menjabat Tenaga Ahli Menteri Agama RI dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
- M. Damrin Hasibuan
Bapak satu ini biasa disapa Ust. Damrin. Praktisi pendidikan ini pernah menjabat anggota dewan kabupaten, dan Ketua PKS Labusel.
- M. Gandhi Faisal Siregar
Gandhi adalah politikus PAN yang merangkak dari bawah. Pernah menjadi anggota DPRD Labusel, dan saat ini menjabat anggota DPRD Sumut.
- Wildan Aswan Tanjung
Nama terakhir ini, sepertinya hampir semua masyarakat Labusel sudah kenal beliau. Wildan dua periode menjabat Bupati Labusel. Namun beberapa bulan pasca purnatugas, dia sempat terjerat kasus korupsi.
Politik itu sangat dinamis dan biasanya akan ada kejutan di injury time. Artinya, dari enam nama yang beredar di atas, bisa saja akan bertambah nama baru, atau malah berkurang.