
Barak1News.com|Medan
Pelaksanaan sosialisasi kebijakan merdeka belajar bagi organisasi Mitra PAUD dan satuan Pendidikan non formal seperti SKB dan PKBM yang diselenggarakan oleh Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 07 sampai tanggal 09/09/ 2023 di Aula Sisingamangaraja kampus I BPMP Jln. Bunga Raya No. 96 Asam Kumbang Medan menuai kritikan dari tokoh tokoh pendidikan Sumatera Utara.
Beberapa pihak yang melakukan kritikan mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi yang mempergunakan anggaran negara tersebut diduga hanya menghambur hamburkan uang Negara dan tidak memiliki manfaat, karena kegiatan yang menelan biaya ratusan juta rupiah tersebut diduga tidak tepat sasaran.
Dalam judul kegiatan yang di selenggarakan dikatakan Sosialisasi Kebijakan Merdeka Belajar di pendidikan non formal yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ternyata dalam kegiatan tersebut yang di undang adalah ketua ketua Mitra PAUD yang sama sekali tidak ada hubungan dengan pendidikan, seyogianya yang lebih tepat mengikuti program sosialisasi merdeka belajar adalah guru guru atau tutor yang ada di satuan Pendidikan seperti SKB dan PKBM.
Para pemerhati kegiatan yang diduga tidak tepat sasaran tersebut dipastikan sudah selesai, para peserta yang mengikuti kegiatan akan pulang dengan tidak menerapkan sistem belajar tersebut karena mereka yang dikirim memang bukan tutor, dan sesuai undangan mereka adalah pengelola, ketua organisasi Mitra PAUD.
Yang paling aneh menurut sumber kegiatan yang sudah jelas membahas dan menerapkan sistim Merdeka Belajar, namun yang mendominasi sesuai undangan panitia penyelenggara adalah seluruh Kepala Dinas Se- Sumatera Utara, dan seluruh Ketua Organisasi Mitra (ORMIT) yang nyatanya tidak terjun langsung dalam proses belajar mengajar.
Dan bagi kepala dinas yang kemungkinan kegiatan tersebut tidak memiliki arti sehingga banyak undangan yang di wakilkan, dan yang lebih aneh lagi lanjut kata nara sumber yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa sosialisasi tersebut dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal.
“Kegiatan sosialisasi Merdeka belajar, dari tanggal 7 – 9 jadi tiga hari, tapi hanya di laksanakan cuma satu hari setengah kami sudah pulang”, imbuhnya. (Baem Siregar)