
Barak-1 News.com | Aceh Singkil
Warga Singkil, Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil mengeluhkan langkanya gas 3 kilogram sejak beberapa hari terakhir.Para ibu rumah tangga juga mengeluh mahalnya harga beli gas 3 Kg yang mencapai Rp,40 ribu.
Disamping harga tebus yang mahal,kelangkaan gas melon ini juga mulai ramai diperbincangkan para pengguna media sosial yang bermacam komentar keluhan dan kritikan terhadap Pemerintah dan pedagang yang menjual dengan harga yang mencekik leher.
Salah satu warga Singkil, Rostani, Senin (10/10) juga mengeluhkan pasokan gas tabung 3 kilogram kerap kosong di Singkil sejak beberapa hari ini.
Sehingga mereka mengaku kesulitan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, maupun usaha kecil-kecilan penjual kue yang di titipkan di warung-warung.
“Baru masuk sore, malam saya beli sudah habis katanya. Entah macam mana ini mau enggak jualan besok ni, kalau enggak juga dapat gas hari ini,” ucap Rostani kesal.
Sementara itu, Helmi warga Singkil lainnya juga mengaku sudah 2 hari terpaksa membeli makanan di warung, akibat stok gas 3 kilogram kosong,”Akibatnya, Pengeluaran semakin tidak tinggi”.
Sebelumnya disebutkan,sempat membeli gas melon di pengecer. Namun harganya mencekik leher sampai Rp40 ribu dan ada juga Rp35 ribu, itu pun sukar didapat.
Sementara saat hendak membeli di pedagang di BRR Desa Pulo Sarok tidak dikasih,alasan nya belum mendaftar dan tidak ada jatah diluar nama yang sudah didaftarkan.
Helmi pun memaksa pihak pendistribusi yang sedang membongkar gas dari truk di BRR tersebut, untuk bisa dibeli satu tabung gas 3 kilogram, karena sudah 2 hari tidak bisa masak.
Meski alasan semua gas sudah ada pemiliknya, namun supir truck pengangkut menelpon dan meminta izin yang kemungkinan atasan nya untuk bisa membeli 1 tabung gas saja aku Helmi.
“Akhirnya dengan terpaksa bisa juga dibeli dari truck, meski harga Rp25 ribu, oke lah gak ada masalah. Tapi herannya semua gas sudah ada pemiliknnya.
Alasan pihak truk kuota gas 3 kilogram hanya sejumlah 1.120 untuk Singkil Utara, Singkil dan Pulau Banyak,” ungkap Helmi.
Sementara Ismail, warga Desa Kampung Baru, juga mengaku sudah 3 hari terakhir gas di Kecamatan Singkil Utara kosong, dan masyarakat disana juga mengeluhkan kelangkaan bahan bakar gas tersebut.
Terpisah Kadis Perindagkop UKM, Malim Dewa, melalui Kasi Metrologi Agusmardin saat dikonfirmasi wartawan terkait jumlah kuota dan jumlah pangkalan resmi di Aceh Singkil mengatakan, daftar pangkalan ada tercatat dikantor dan bisa diambil.
Namun jumlah kuota yang dilaporkan ke Disperindag tidak jelas. Hanya laporan kuota gelondongan. Tidak ada informasi untuk pangkalan ini berapa jatahnya ucap Agus.
Kemungkinan kelangkaan ini tidak ada. Jika semua pangkalan memberikan laporan konkrit berapa jumlahnya, mungkin bisa diketahui berapa jumlah seluruhnya.
“Kalau masalah gas 3 kilogram ini, sudah capek kita bang, sudah paham sendirinya orang abang,Ini pangkalan nya kita pun tidak tau titik koordinatnya dimana,” beber Agus.
Padahal seharusnya pihak perusahaan wajib melaporkan jumlah kuota distribusi untuk Aceh Singkil, termasuk daftar pangkalan resmi yang masih beroperasi.
Namun, meski sudah disurati untuk data tersebut, namun belum ada dipenuhi oleh perusahaan CV Rizki Bersaudara agen tunggal pendistribusian gas di Kabupaten Aceh Singkil, terang Agus.(Zaelani Bako).