
Oleh : Wan Ades Isandar Nasution
Mangkocal sangat trend di tahun 80-an saat penulis masih kecil dan merupakan budaya unik yang sudah tidak tampak lagi saat ini. Maklum anak zaman old, kalau pulang sekolah langsung ke sungai bersama beberapa orang teman dengan membawa durung (alat menangkap ikan). Memang saat ini kegiatan mangkocal sudah tidak pernah terlihat lagi, bahkan anak-anak zaman Now akan kebingungan mendegar istilah mangkocal. Bisa saja dalam benak mereka bertanya, mangkocal jenis makanan apa ya?. Hadehhh….namanya saja anak zaman now.
Nah…kalau kita defenisikan secara awam bahwa mangkocal itu istilah berburu ikan di sungai atau kolam yang sering dilakukan saat musim kemarau. Kenapa musim kemarau? Karena pada musim kemarau air sungai akan berkurang alias dangkal, saat air sungai dangkal kemungkinan mendapatkan ikan akan lebih banyak karena mudah menjaringnya. Kalau sudah Mangkocal pasti saat itu anak-anak terlihat hoga (gembira; red), lucunya saat mangkocal tak ingat waktu, waktu pulang kerumah dengan pakaian basah kuyup sudah pasti kena marahi, kaciaaan deh..hehehhe
Tradisi unik ini kerap dilakukan masa kanak-kanak dulu, sebelum perburuan ikan dimulai, terlebih dahulu kita tentukan lokasi untuk dijadikan sasaran dalam perburuan ikan itu, kemudian beberapa orang mengucek-ucek air hingga keruh. Setelah permukaan air menjadi keruh dibiarkan beberpa saat, agar ikan keluar dari persembunyiannya untuk menghirup udara segar. Saat ikan muncul ke permukaan menandakan ikan sudah mulai mabuk dan butuh oksigen. Nah saat inilah yang paling seru, Mengapa saya katakan seru? Karena saat ikan muncul dalam keadaan mabuk disitulah perburuan dumulai, tanpa ada komando kami langsung berebut mengambil ikan yang sedang mabuk tadi dan mengumpulkannya di kantong plastik yang sudah dipersiapkan. Biasanya kami hanya memfokuskan pada ikan sepat dan gabus yang sudah besar, karena ikan-ikan kecil akan kami biarkan untuk tetap berkembang biak dan bisa bermanfaat pada saat yang lain.
Setelah kantong plastik terisi ikan, kami menghentikan perburuan (gak perlu serakah dalam menangkap ikan), kami pun menjeburkan diri ke sungai saling berkejaran bermain ala anak zaman old. Ada kepuasan bathin saat bermain bersama teman kecil (teringat masa kecil; red), kekeraban, persaudaraan, saling menopang dan bekerjasama adalah tipikal anak-anak zaman old. Tidak seperti sekarang lebih individualitis. Apalagi dengan perkembangan IT, gadget, handphoe dan banyak lagi alat yang membuat mereka lebih asyik menyendiri daripada berbaur dengan yang lain, lupa dengan sesama, tidak disiplin dan kurang menghargai waktu kalau sedang bermain game. Hadehhhhh…payahhh…
Kini tradisi mangkocal sudah sangat jarang kita lihat, mungkin masih ada di daerah perkampungan yang masih tersedia lokasi untuk mangkocal seperti rawa-rawa dan sungai kecil. Namun yang membuat kegiatan ini semakin langkah akibat ulah manusia itu sendiri yang tidak mau melestarikan habitat ikan yang ada di sungai, dengan tindakan brutal mereka meracun ikan. Akhirnya populasi ikan menjadi menurun bahkan habis terkuras semua akibat keserakahan dan ulah yang tidak bertanggungjawab.