
Barak1News.com|Patumbak
Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang ibu rumah tangga sebut saja V warga Patumbak Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara.
Kurang lebih selama 12 tahun membina rumah tangga lelaki berinisial HT (40), kini V merasakan hubungan dengan suaminya kurang harmonis.
Kepada Barak1News, Kamis (11/5/2023), ibu berusia 38 tahun ini menuturkan, sejak menikah pada 2011 silam sudah merasa kurang bahagia, dikarenakan suaminya yang sering bersikap kasar.
“Bermula 2011, awal saya berumah tangga dengan suamiku HT, saya sudah merasa kurang bahagia dikarenakan suamiku yang sering bersikap kasar dan keras ke saya,” ujarnya.
Ia juga menyebut HT sudah tidak memberi nafkah saat usia pernikahan berjalan 3 tahun.
“3 tahun berjalan rumah tangga kami, suamiku sudah tidak pernah menafkahi ku serta anak anaku,” imbuh V.
Tidak hanya itu, perlakuan sinis kerap didapat V dari keluarga mertuanya.
“Belum lagi sikap keluarga mertuaku yang selalu sinis dan kerap mencelah ku dengan umpatan, “kalo tahan kau sama anakku si HT alias RWN itu, ya teruskan kau bertahan, Kalau gak! pergi kau tinggalkan saja, begitulah ketus mertuaku,” ungkap V menirukan.
Pucaknya, pada Rabu 3 Mei 2023 saat pulang ke rumah setelah bekerja, HT meminta uang kepada V sambil marah dan memaki dengan kata-kata kotor.
Kesal tak mendapatkan uang HT makin menjadi lalu mengusir V keluar dari rumah.
“Diam kau, rumah mamakku ini, aku udah gila ini, nanti kubakar rumah ini, pergi kau dari rumah ini,” pekik HT ditirukan V.
Tak sampai disitu, dengan amarah yang memuncak HT berlari mengambil sebilah parang dan mengarahkannya ke kepala V, namun berhasil ditangkis yang mengakibatkan jari tangan V terluka dan nyaris putus.
“Suami saya berlari menuju mengambil sebilah arit dan parang langsung mengarahkan kearah kepala saya, spontan saya cepat menangkap tangan nya dan menendang kakinya, lalu arit parang nya menyayat bagian jari jari dan tangan saya,” terangnya.
Untuk mencegah aksi suaminya yang semakin brutal, V dan anaknya menjerit sekuatnya meminta tolong. Mendengar teriakan, sontak tetangga pun berdatangan untuk melerai dan menolong.
Atas peristiwa yang dialaminya, V kemudian membuat laporan ke polisi dan berencana akan menemui KOMNAS PERLINDUNGAN PEREMPUAN yang berada di Medan. (AS)